makanan unik dan lezzzat
Selasa, 11 Januari 2011
Spizza: Neverending Promo
One more tiny restaurant that uses the concept of open kitchen. Spizza located in Kemang area, South Jakarta, offers Italian cuisine. That is, various kinds of pasta and pizza is ready to be processed and presented.
Pizza again ... Pizzaa more ... It was pizza has become a regular part of the meal-eating people of Jakarta. But this one was different because there Luculo, Bari, Helena, or Zara. Waduuhhh ... Why so rich fashion brand?
The names are actually taken from the menu offered Spizza. As an appetizer, whose name must cobain Luculo. This menu consists of a size large portabello mushrooms, stuffed with minced beef and mozzarella cheese then baked. Ate use onion butter adds flavor savory ... Deep fried mushroom has to surrender ... Hehe ...
Log into the arena of pasta, let's get acquainted with Bari, fried cannelloni pasta stuffed with beef gravy and served with bechamel sauce & pizzaiola. A composition so complex, but produces a sense that not adventurous. Layers of pasta made with solid, one may find it a bit hard when cut, but the size of ground beef that meet the content of pasta is not too large so that visitors will not be hard to chew. Not only is Bari, but there are also Elba, linguini pasta with a classic carbonara sauce, or Rome, spaghetti pasta served with shrimp, squid, green mussels, scallops, tomato sauce and basil leaves. What about the others? Own acquaintances donk ..
Spizza for friends .. Yep, that carried the tagline may be associated with names such as pizza that person's name. Try it there is Anna, Barbara, Claudia, Donna, Elisa masihhh ... and more! It was fun when ordered to name this short. But a short name does not mean the shallow sense. Let's assault Helena! That said, Helena is one of the many menu ordered visitors.
Helena came up with a layer of bread that is not thick and not too thin. Not thick because it still creates a feeling of crisp, not because it still feels thin bread dough and was not impressed like chips. Dressed with tomato sauce, mozzarella cheese, grilled chicken, pesto sauce, and red peppers, who do not want it? Pesto flavor not found in many ordinary pizza restaurants, making pizza in a unique Spizza a deep impression.
Just do not dazzled up there. Dizziness is also when looking at Zara and Yolanda. Sweet pizza! What? Yeah, sweet pizza ... Because Zara and Yolanda is a pizza topped with chocolate sauce, bananas or strawberries, and almonds. It seemed like not a pizza, but pizza shape. Well, just hard to describe and let the tongue is the taste.
To enjoy these menus, each person can spend their money around Rp 50,000, - Asiknya, Spizza like never stopped berpromo. Starting from a discount, to buy one get one free pizza pizza! Loss if not yet here ... = D
Spizza Jl. Kemang Raya no. 14B South Jakarta, 12 730 Tel: 021-7182573
Piramizza, Pizza Berbentuk Unik
Ide bisnis bisa muncul kapan dan dimana saja, bahkan ditempat yang tak terduga sekalipun. Inilah yang dialami Ramadhan Yasmanto. Sukses Adhon —begitu sapaan akrab pemuda 22 tahun ini— di bisnis makanan cepat saji tak bisa dilepas dari apa yang dia alami beberapa tahun lalu. Kini, bisnisnya telah menggurita di beberapa daerah di Indonesia dengan label Piramizza.
Awalnya, bisnis ini dibangun dengan modal seadanya. Bermarkas di sebuah rumah di Jalan Brata Jaya XX, Kelurahan Brata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Adhon memulai bisnis kecil-kecilan ini sejak 10 januari 2007 silam dengan mendirikan sebuah outlet. Di tempat ini dibangun dari hasil penjualan sepeda motornya, ia mewujudkan impiannya: menjajakan pizza berbentuk ice cream.
Lantas dari mana konsep jajanan unik ini muncul? “Saat itu, saya naik sepeda motor ke rumah teman. Tapi di perjalanan, saya lapar, haus dan terburu-buru. Dan tiba-tiba saya tertarik dengan makanan cepat saji, pizza. Dan di sebelahnya saya lihat juga ada ice cream. Antara pilihan memenuhi rasa haus atau lapar, tidak sadar tercetus dan tersirat dalam pikiran saya, bagaimana kalau pizza disatukan dengan bentuk ice cream,” ungkap Adhon.
Sejak ide itu tersirat, Adhon langsung putar otak. Ia mulai mencoba-coba membuat makanan cepat saji gabungan antara pizza dan ice cream. “Saat di rumah, saya langsung mencoba. Akhirnya, walau beberapa kali gagal, saya berhasil membuatnya. Saya juga meminta kawan-kawan dan keluarga di rumah untuk mencicipinya. Ternyata, hasilnya sangat memuaskan. Setelah itu saya menjual sepeda motor saya sebagai modal usaha,” kenang finalis Wirausaha Muda Mandiri 2008 ini.
Proses demi proses dan tahapan demi tahapan berhasil dilewatinya selama berjuang membesarkan resep masakan ciptaannya itu. Hak paten untuk resep temuannya itupun didaftarkannya, dengan merek Piramizza. Ia juga meluncurkan merek D’conemizza. Alasannya, Piramizza sudah dipatenkan dan ada aturan pembagian saham bersama rekannya. Tapi sebenarnya Piramizza dan D’conemizza tidak ada bedanya, memiliki resep dan rasa yang sama.
Konsep outlet Piramizza juga didesain sebagai counter outdoor (di pinggir jalan). Target bisnis Adhon adalah membentuk ‘brand charism’ sehingga menjadikan Piramizza dan D’conemizza sebagai produk yang dikenal, disukai dan dibanggakan.
Awalnya, bisnis ini dibangun dengan modal seadanya. Bermarkas di sebuah rumah di Jalan Brata Jaya XX, Kelurahan Brata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Adhon memulai bisnis kecil-kecilan ini sejak 10 januari 2007 silam dengan mendirikan sebuah outlet. Di tempat ini dibangun dari hasil penjualan sepeda motornya, ia mewujudkan impiannya: menjajakan pizza berbentuk ice cream.
Lantas dari mana konsep jajanan unik ini muncul? “Saat itu, saya naik sepeda motor ke rumah teman. Tapi di perjalanan, saya lapar, haus dan terburu-buru. Dan tiba-tiba saya tertarik dengan makanan cepat saji, pizza. Dan di sebelahnya saya lihat juga ada ice cream. Antara pilihan memenuhi rasa haus atau lapar, tidak sadar tercetus dan tersirat dalam pikiran saya, bagaimana kalau pizza disatukan dengan bentuk ice cream,” ungkap Adhon.
Sejak ide itu tersirat, Adhon langsung putar otak. Ia mulai mencoba-coba membuat makanan cepat saji gabungan antara pizza dan ice cream. “Saat di rumah, saya langsung mencoba. Akhirnya, walau beberapa kali gagal, saya berhasil membuatnya. Saya juga meminta kawan-kawan dan keluarga di rumah untuk mencicipinya. Ternyata, hasilnya sangat memuaskan. Setelah itu saya menjual sepeda motor saya sebagai modal usaha,” kenang finalis Wirausaha Muda Mandiri 2008 ini.
Proses demi proses dan tahapan demi tahapan berhasil dilewatinya selama berjuang membesarkan resep masakan ciptaannya itu. Hak paten untuk resep temuannya itupun didaftarkannya, dengan merek Piramizza. Ia juga meluncurkan merek D’conemizza. Alasannya, Piramizza sudah dipatenkan dan ada aturan pembagian saham bersama rekannya. Tapi sebenarnya Piramizza dan D’conemizza tidak ada bedanya, memiliki resep dan rasa yang sama.
Konsep outlet Piramizza juga didesain sebagai counter outdoor (di pinggir jalan). Target bisnis Adhon adalah membentuk ‘brand charism’ sehingga menjadikan Piramizza dan D’conemizza sebagai produk yang dikenal, disukai dan dibanggakan.
Langganan:
Postingan (Atom)